Kamis, 04 Desember 2008

Jumat, 15 Agustus 2008

Kamis, 24 Juli 2008

Tugas MM 1. 4

1. 4. Ilustrasikan proses alir kerja pemancar TV UHF/VHF, proses alir kerja pemancar tv, jenis pemancar TV berdasarkan area cakupan pancarannya ( coverage area )

PEMANCAR TELEVISI VHF DAN UHF


A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi

Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima

Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :

Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)

Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB

Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB

Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB

Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB

Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB



B. Daya Pancar

Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

C. Gain Antena

Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.

D. Path Loss (redaman Ruang)

Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :

A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)



E. Kebutuhan Daya Pancar

Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.





Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan
Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = power output pemancar

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db

Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW

Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db

Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW

Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle
Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = Power output pemancar

Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :

1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,
Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW

2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,
Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.

F. Biaya Investasi

Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.

PENGGUNAAN PEMANCAR VHF OLEH TVRI

Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :

VHF band I : saluran 2 dan 3
VHF band III : saluran 4 s/d 11
VHF band IV : saluran 21 s/d 37
VHF band V : saluran 38 s/d 70


Dikutip dari : http://www.tvconsulto.com/


Tugas MM 1. 3

1. 3. Identifikasi standar tv dunia HDTV (standar internasional untuk sistem dan tampilan (warna) tv, teknologi high Definotion Television (HDTV).

Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV) adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas dan dengan warna-warna matang. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.
HDTV juga dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm) dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal digital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani multi-bahasa dan multi media.

Menyangkut kualitas gambar, paling tidak ada dua kategori, yaitu kualitas standar atau SDTV (standard definition TV) dan kualitas tinggi atau HDTV (high definision TV). Tentu saja masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, stasion televisi HDTV membutuhkan lebar bidang frekuensi lebih besar dan akibatnya juga biaya lebih besar pula.

Kualitas HDTV ini memang sangat mengagumkan, kerapatan gambarnya hampir dua kali lipat sistem televisi PAL yang digunakan di Indonesia. Kalau HDTV memiliki resolusi 1.080i garis telusur interlace atau paling tidak 720p garis telusur progresif. Sementara seperti DVD (disk video digital) yang gambarnya sudah mengagumkan ternyata hanya mampu mengeluarkan resolusi 480p.

Pada dasarnya setiap stasiun televisi bebas mentransmisikan sinyal-sinyal digitalnya sepanjang mereka tidak melewati bandwidth (lebar bidang frekuensi) selebar 6 MHz dan kecepatan transmisi (19,3 megabit per detik), yang sudah dialokasikan. Satu saluran HDTV memakan lebar frekuensi sekitar tiga sampai lima saluran SDTV.

Akibatnya untuk siaran HDTV, satu saluran 6 MHz hanya bisa menggunakan saluran tunggal. Sedangkan untuk SDTV bisa beberapa saluran, hanya memang kualitas gambarnya tidak sebagus HDTV.

Demikian halnya juga berlaku bagi satelit, transmisi sinyal HDTV membutuhkan bidang frekuensi lebar yang akan memakan banyak tempat dalam sebuah transponder. Sehingga perusahaan satelit harus mengorbankan banyak saluran yang ada jika ingin secara penuh memberikan layanan HDTV. Bisa dibayangkan, sebuah satelit digital yang biasanya mampu menyiarkan 200 saluran, sekarang tinggal 100 saluran saja jika hanya digunakan untuk HDTV. (awe)


Sistem Siaran Ideal
Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)



Dikutip dari : http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0008/23/iptek/sumb34.htm
http://www.fedu.uec.ac.jp/indonesia/data/Electrical/ELPOPULER/HDTV_STANDARDISASI

Tugas MM 1. 2

1. 2. ilustrasikan proses kerja pesawat televisi ( proses kerja secara elektronis )









Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (G = green), biru (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.

Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB

NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.


Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.


Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.


Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.

Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.


Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.


Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.


dikutip dari : http://silaturahmi-forum.blogspot.com/2008/04/prinsip-kerja-televisi.html

Tugas MM 1. 1

1.1 Identifikasikan sejarah penemuan teknologi TV (sejarah penemuan teknologi TV mekanik dan TV elektronik ; sejarah perintisan industri/lembaga penyiaran TV di dunia dan di Indonesia.)


Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell).

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.

TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.


TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.
dari : http://misteridigital.wordpress.com/2007/09/24/sejarah-televisi/

SEJARAH INDUSTRI PERTELEVISIAN DI INDONESIA

Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :
Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.
Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.
Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.
Dikutip dari : www.tvconsulto.com


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TELEVISI DI DUNIA

Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog adalah NTSC (National Television System(s)) Committee, badan industri pembuat standar yang menciptakannya. Sistem ini sebagian besar diteraapkan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa bagian Asia Timur, seperti: China/Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia.

Sementara, sistem PAL (Phase-Alternating Line, phase alternation by line atau untuk phase alternation line). Dalam bahasa Indonesia: garis alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia. PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967.


Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara televisi lewat frekuensi radio melalui serat optik atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena. Selain acara televisi, acara radio FM, internet, dan telephon juga dapat disampaikan lewat kabel.

Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Timur Tengah. Televisi kabel kurang berhasil di Afrika karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog.

Televisi satelit adalah televisi yang dipancarkan dengan cara yang mirip seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televisi lokal dan televisi kabel. Di banyak tempat di bumi ini, layanan televisi satelit menambah sinyal lokal yang kuno, menghasilkan jangkauan saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar.

Sinyal televisi satelit pertama disiarkan dari benua Eropa ke satelit Telstar di atas Amerika Utara pada tahun 1962. Satelit komunikasi geosynchronous pertama, Syncom 2 diluncurkan pada tahun 1963. Komunikasi satelit komersial pertama di dunia, disebut Intelsat_I (disebut juga Early Bird), diluncurkan ke orbit pada tanggal 6 April 1965. Satelit jaringan televisi nasional pertama, Orbita, dibuat di Uni Soviet pada tahun 1967. Satelit domestik Amerika Utara pertama yang memuat siaran televisi adalah geostasiun Anik 1 milik Kanada, yang diluncurkan pada tahun 1872.id:Satellite television.
Dikutip dari : cyberMQ.com


Kamis, 05 Juni 2008

Tugas Bu Ari




Magazin Film

Adalah wadah film yang membentuk bagian dari suatu kamera atau proyektor. Magazin bersifat tahan cahaya tidak memungkinkan cahaya untuk masuk ke film yang belum atau telah Exposed di dalam magazin.

Rabu, 04 Juni 2008

Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 1KODE UNIT : TIK.MM02.008.01JUDUL UNIT : Mengkoordinir dan Mengisi Stok FilmDESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menanganidan mengkoordinasikan stok film termasuk penyimpanan, pembongkaran dan persiapan film untuk proses di laboratorium. Unit ini juga mencakup koordinasi tentang kekuatan batery.
ELEMEN KOMPETENSIKRITERIA UNJUK KERJA01 Mengisi dan memelihara batery selama pembuatan film1.1. Dipastikan bahwa sumber tenaga cukup dan tersedia.1.2. Alat pengisi dipastikan sesuai dengan batery yang digunakan.1.3. Pengisian batery dengan aman menurut rekomendasi perusahaan.1.4. Batery yang sudah diisi dipelihara untuk memenuhi syarat pengambilan gambar.1.5. Pemberian label batery menurut setatusnya.02 Mengkoordinasikan stok film dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan film2.1. Koordinasi dengan personil yang terkait.2.2. Kepastian jadwal pembuatan film dan rasio personil yang relevan.2.3. Pemilihan stok film yang benar dan peralatan lain untuk meyakinkan bahwa stok ada dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jadwal produksi.2.4. Kelengkapan stok yang diperlukan dan yakinkan adanya waktu pengambilan film.2.5. Kepastian stok film dan nomer golongan ‘batch’ cocok dengan persyaratan.2.6. Pencatatan dengan cermat pencampuran kelompok dan jumlah strip.2.7. Penyimpanan dan pengepakan stok film untukmenghindari kerusakan dan lindungi terhadap bahaya lingkungan.2.8. Labelisasi kaleng film dengan cermat.Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 22.9. Pemantauan stok mengenai tanggal kedaluwarsanya.2.10. Dokumentasi catatan stok dengan cermat dan dapat dibaca.2.11. Pelengkapan lembar laporan kamera dengan cermat, terbaca dan sesuai dengan skedul.2.12. Dokumentasi dan pengelompokkan stok yangdigunakan selama produksi.2.13. Pemantauan stok dan pemberitahuan pada personil yang relevan untuk meyakinkan bahwa stok masih tersedia cukup selama produksi.03 Menyimpan magazindengan film3.1. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkan bahwa magazin tahan terhadap sinar danmasih dapat dioperasikan sebelum disimpan.3.2. Pembersihan magazin film dan dipastikan magazin bersih sebelum disimpan.3.3. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahan sinar dan bahwa pencampuran sisi film dapat dikenali di tas atau ruang anti cahaya.3.4. Identifikasi stok dan nomer kelompok filmdengan benar sebelum diikat dan disimpan.3.5. Penggunaan tanda ujung selama pengambilangambar untuk menghindari tindakan berakibat sia-sia.3.6. Perhatikan sumber, baca dan pahami buku panduan dan melakukan penjilidan bilamana perlu.3.7. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkankerugian terhadap kondisi cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur penanganan yang benar.3.8. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluan persyaratan pembuatan film.3.9. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dan dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.3.10. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumen cermat dan dapat dibaca.Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 304 Memasang magazinpada kamera4.1. Bersihkan kamera untuk memastikan kamera bebas debu, pasir dan benda asing lainnya dan periksa semua fungsi dapat dioperasikan sebelum menampilkan film.4.2. Simpan magazin yang sudah dipasang pada kamera yang diperlukan.4.3. Pemasangan kamera dengan memberi perhatian pada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur penanganan untuk menghindari kerugian selama pengikatan.4.4. Koordinasi terus menerus dengan personil yangrelevan dan pahami dan pastikan persyaratan film selama pembuatan film.05 Melepas film dari magazin5.1. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.5.2. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untuk penyimpanan digudang dan transportasi film yang ditayangkan.5.3. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,dengan memberi pertimbangan pada kerugian akibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur penanganan yang benar untuk menghindari kerusakan selama pengoperasian.5.4. Penggunaan isolatip pada kaleng film denganaman untuk melindungi dari cahaya.5.5. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.06 Menyiapkan dan mengirim film sebelum proses6.1. Koordinasi dengan personil terkait dan pastikan persyaratan alur waktu selama proses dan pengembalian film.6.2. Pencatatan kelompok film dan jumlah strip.6.3. Penggabungan dengan jelas dan cermat laporan dan dokumen khususnya laporan film gambar.6.4. Pengiriman film ke lab yang masih dalam batas tanggal untuk segera diproses.6.5. Pemberian instruksi pemrosesan dengan jelas pada lab untuk meyakinkan bahwa proses dilakukan menurut batas tanggal perusahaan.6.6. Kepastian dan pertimbangan kemampuan lab untuk memenuhi batas tanggal jadwal produksi.Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 46.7. Informasi kepada personil yang relevan tentang harapan terhadap film yang diproses sesuai dengan urutan waktu.BATASAN VARIABEL1. Lingkungan dimana multi kamera televisi digunakan meliputi:1.1. Pada lokasi - interior1.2. Pada lokasi - eksterior1.3. Pada siang hari1.4. Pada malam hari2. Pengambilan gambar meliputi:2.1. Penggunaan kamera tunggal2.2. Penggunaan kamera multi3. Jenis - jenis produksi meliputi:3.1. Feature film3.2. Dokumentasi3.3. Film pendek3.4. Produksi beranimasi3.5. Iklan3.6. Peristiwa atau kemampuan yang difilmkan4. Jenis-jenis film meliputi:4.1. Warna4.2. Stok film4.3. Hitam putih4.4. Stok mundurStandar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 55. Persyaratan penyimpanan meliputi:5.1. Ruang Gelap5.2. Tas Pengganti6. Dokumentasi meliputi:6.1. Permintaan stok6.2. Laporan stok6.3. Laporan Kesalahan6.4. Label kaleng film6.5. Label magazin film6.6. Instruksi proses lab6.7. Jadwal produksi6.8. Laporan klise gambar7. Laporan dapat :7.1. Dibuat dengan komputer7.2. Ditulis tangan8. Pengetesan kamera meliputi :8.1. Pengecekan panjang tempat ukuran8.2. Jalur film dan akurasi pengikatan8.3. Pelurusan ikatan8.4. Perputaran lambat dan perputaran cepat9. Personel yang terkait meliputi:9.1. Supervisor9.2. Kepala bagian9.3. Pengarah fotografi9.4. Sutradara9.5. Operator kameraStandar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 69.6. Penarik fokus9.7. Pengarah teknik9.8. Staf teknik lain9.9. Staf spesialis lain9.10. Staf labPANDUAN PENILAIAN1. Pengetahuan dan keterampilan penunjangPenilaian harus meliputi bukti pengetahuan utama dan keterampilan dalambidang-bidang berikut:1.1. Jenis film dan karakternya – hitam dan putih/ warna, kepekaan cahaya,misalnya kecepatan dan ruang gerak, persyaratan temperatur.1.2. Perbedaan format film dan kegunaannya.1.3. Prinsip penanganan film dan penyimpanannya.1.4. Prosedur pengendalian stok, khususnya berkaitan dengan jenis-jenisbarang yang mudah rusak.1.5. Efek cahaya pada film yang tidak ditayangkan dan yang ditayangkan.1.6. Ragam peralatan kamera.1.7. Kompatibilitas jenis film pada peralatan kamera.1.8. Pengertian prinsip fotografi secara luas seperti penayangan, hubungan tonal, sumber cahaya, keseimbangan dan warna temperatur dan kompensasi.1.9. Pengertian proses pengoperasian lab secara luas.1.10. Prinsip pengaturan waktu dan koordinasi fungsi pekerjaan pada skedul kerja yang ketat.2. Konteks penilaian2.1. Penilaian dapat terjadi pada pekerjaan, diluar pekerjaan atau campuran keduanya. Tetapi, penilaian pada unit ini akan sangat efektif dilakukanpada pekerjaan sebab adanya persyaratan lingkungan kerja yangspesifik.2.2. Penilaian diluar kerja harus dilakukan pada lingkungan kerja yangmendekati tempat kerja yang disimulasikan mendekati tempat kerja.Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 72.3. Metode penilaian harus meliputi pengamatan kemampuan selamapraktek demo. Pengamatan langsung memerlukan kejadian lebih darisatu untuk menetapkan konsistensi kemampuan. Serangkaian metodeuntuk mengakses penerapan pengetahuan pendukung utama harusmenyokong dan mungkin meliputi :2.3.1. Contoh kerja atau kegiatan kerja yang disimulasikan2.3.2. Pertanyaan lesan/wawancara2.3.3. Proyek/laporan/buku catatan kemajuan2.3.4. Laporan pihak ketiga dan prestasi otentik sebelumnya2.3.5. Bukti penilaian3. Aspek penting penilaianKarena persyaratan utama dalam koordinasi stok video adalah koordinasidokumen, penilaian seharusnya memberi perhatian pada produksi serangkaiandokumen yang relevan yang meliputi :3.1. Pemberian label kaleng film yang ditayangkan Stok rekaman3.2. Laporan klise gambar3.3. Catatan manajemen produksi3.4. Catatan stok4. Kaitan dengan unit-unit lainnya4.1 Keterkaitan unit kompetensi untuk penilaian akan bervariasi denganproject atau scenario tertentu. Unit ini penting untuk suatu rangepelayanan teknologi Informasi dan oleh karena ituu harus dinilai secarakeseluruhan dengan unit technical/support.4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit iniperlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum,institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkanserangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bias terhadap sektortertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektortertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhikebutuhan sektor tersebut.Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio VisualMengkoordinir dan Mengisi Stok Film 8Kompetensi KunciNO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 22 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 23 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 24 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 35 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 16 Memecahkan masalah 27 Menggunakan teknologi 2



Minggu, 04 Mei 2008

Kamera Panasonic MD 10000

Cara mengoperasikan kamera Panasonic MD 10000





?xml:namespace prefix = o />

  1. Menu yang terdapat pada kamera MD 10000

BASIC - Date/Time - OFF

D/T

DATE

ADVANCE - BLANK SEARCH

REC SPEED

REC STDBY

REC DATA

REPEAT PLAY

SETUP - 12 bit Audio -ST1

ST2

Audio Out - Stereo

L

R

DISPLAY - ON

OFF

REMOT - OFF

VCR

VCR2

LCD Set - Yes

No

LANGUAGE - English - China

Jepang - Arab

Iran - Español

  1. Cara membersihkan Head Kamera

- Sediakan kaset mini DV cleaner

- Nyalakan kamera yang hendak di cleaner

- Masukkan kaset kedalam tempat kaset

- Pilih mode VCR

- Jika kaset telah di rewind sebelumnya, langsung tekan Play.

- Tunggu hingga proses selesai.

- Jika telah selesai, keluarkan kaset, dan kamera siap untuk digunakan.

Besarnya zoom yang ada pada kamera MD 10000 yaitu :

500x Digital Zoom dan 10x Optical Zoom

Connector yang ada dikamera ini yaitu :

Port DV

Port S Video

Port Kabel Video

Port Audio - L

- R

Port Speaker input

Port Speaker Output

Cara memasukkan kaset kedalam kamera yaitu :

a. Nyalakan kamera

b.Buka Tutup tempat kaset tunggu hingga tempat yang di dalam keluar

c. Jika telah keluar, masukkan kaset yang berlubang dibagian bawah, atau anak panah mengarah kebawah. Lalu tekan kesamping. Jangan sekali kali menekannya kedalam, karena dapat menimbulkan karusakan.

d.Tunggu hingga masuk kedalam

e. Setelah masuk, tutup kembali tempat kaset tersebut.




Jumat, 02 Mei 2008

Perihal cleaning tape , hal-hal sbb :
1. Cleaning tape digunakan dengan durasi tidak lebih dari 10 detik dalam posisi record. Jangan menggunakan cleaning tape untuk waktu lebih dari 10 detik karena akan memperpendek usia head drum anda.
2. Cleaning tape yang anda miliki tampaknya tidak memerlukan cairan (semprot). Untuk DV camcorder, cara membersihkan head drum dengan disemprot mohon dihindari karena dapat merusak head drum.

tugasnya

Bagaimanakah cara mengoperasikan Kamera Panasonic MD10000
Jelaskan :
1. Menu apa saja yang terdapat dalam kamera tersebut?
2. Bagimana langkah membersihkan head kamera?
3. Berapa Zoom yang ada pada kamera Panasonic MD10000?
4. Ada berapa konektor yang bisa terhubung dengan kamera Panasonic MD10000? Sebutkan!
5. Bagaimana langkah memasukan kaset miniDV yang benar?

Jawaban dikirim lewat email ke mokocilacap@gmail.com dan posting di blog masing-masing paling lambat hari Minggu tanggal 4 Mei 2008 Pukul 23:59 WIB

Jumat, 25 April 2008

Alicia Keys

No One

I just want you close
Where you can stay forever
You can be sure

That it will only get better
You and me together
Through the days and nights
I don’t worry cuz
Everything’s going to be alright
People keep talking they can say what they like
But all i know is everything’s going to be alright

No one, no one, no one
Can get in the way of what I’m feeling
No one, no one, no one
Can get in the way of what I feel for you, you, you
Can get in the way of what I feel for you

When the rain is pouring down
And my heart is hurting
You will always be around
This I know for certain
You and me together
Through the days and nights
I don’t worry cuz

Everything’s going to be alright
People keep talking they can say what they like
But all i know is everything’s going to be alright

No one, no one, no one
Can get in the way of what I’m feeling
No one, no one, no one
Can get in the way of what I feel for you, you, you
Can get in the way of what I feel

I know some people search the world
To find something like what we have
I know people will try
Try to divide
Something so real
So til the end of time
I’m telling you
There is no one

No one, no one, no one
Can get in the way of what I’m feeling
No one, no one, no one
Can get in the way of what I feel for you, you, you
Can get in the way of what I feel for you

Selasa, 15 April 2008

lirik Detektive conan

ashita wa yume mite

Yume no you ni Erabinagara
Kono mainichi wo ikiteiketanara
Moshimo ano toki chigau ketsudan wo shiteitara
Imagoro futari shiawase ni waratteirareta no ka na

Hontou wa dare ni mo Kokoro hirakenai
Shuumatsu no nigiwau machi
Wake mo naku namida ga deta
I need you

Ashita wo yume mite Tsuyogatte wa
Yume no iriguchi ni yatto sekkaku tatta no ni
Dare ni mo ienai koto ga attemo
Mina sorezore dakedo
Otagai wo omoiyarinagara Ikiteiru

Kimi no denwa no koe wo kiku to
Nakitakunaru Tsuyoi watashi demo
Kizutsukeatte Sore demo Mata aitakute
Itsu datte PIRIODO to senaka awase

Kimi wa henji ni komatteita ne
Kakusenai Sono kao wo omoidasu tabi ni…I miss you

Ashita wo yume mite Kimi no koto
Shinjiteitai yo Yorimichi mo shita kedo
Ashita wo yume mite Kimi no koto
Mitsumeteitai yo
Mada wasuka ni Komorebi ga yureru kara

Futari no sameta kokai tokashitai
Shinjiteitai yo Kono omoi
Tokidoki setsunakute oshitsubusaresou ni naru kedo
Ashita wo yume mite Kimi no koto
Mitsumeteitai yo
Mada wasuka ni Komorebe ga yureru kara

Rabu, 02 April 2008

Rabu, 05 Maret 2008

Tugas Bu Ari

Jenis - Jenis Film

-Film Dokumenter (Documentary Films)

Dokomenter Yaitu Film yang biasanya menceritakan tentang suatu realita atau kenyataan yang benar-benar terjadi di kehidupan seseorang atau apapun yang merupakan kebenaran yang hakiki.

-Film Cerita Pendek (Short Films)

Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti

Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek
dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang

untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. jenis film ini banyak dihasilkan oleh

para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin

berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang

mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok
ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi

-Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)

Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film

yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya

Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata

berdurasi hingga 180 menit

-Profil Perusahaan (Corporate Profile)

Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan

yang mereka lakukan

-Iklan Televisi (TV Commercial)

Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk


announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara

eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan

iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap

fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan

layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.

kan, misal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi

sebagai alat bantu presentasi atau promosi

-Program Televisi (TV Programme)

Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program
televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan noncerita.jenis cerita terbagi menjadi dua

kelompok yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series),

film televisi/FTV (populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek. Kelompok

nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari

daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quis,

talkshow, dan liputan berita (news)

-Video Klip (Music Video)

Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya lewat

medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di

Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan

seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan

industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis

utama (core busines) mereka. Di Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap

tahun.

-Produksi Animasi

Bagian yang memiliki tugas membuat, mngolah, dan memperbanyak animasi(gambar bergerak 2D/3D)

Jumat, 22 Februari 2008

Tugas Pak Moko 2


1500mAh DARK GREY Li-ion Camcorder Battery

Replacement for SONY NP-FM50 Camcorder Batteries

SONY NP-FM50 Battery
  • Li-ion DARK GREY 1500mAh Camcorder Batteries. more info.
  • The SONY NP-FM50 battery compatibles the following models. see
  • High quality battery is brand new and compatible with the SONY NP-FM50 battery.
  • Low priced replacement battery for SONY NP-FM50.
  • Guaranteed to meet or exceed OEM specifications for SONY NP-FM50 battery.
  • We list the battery charger for SONY NP-FM50 camcorder battery if we prepared. Click "more" to see.
  • Brand New! 1 Year Warranty!
  • Warning: Keep all lithium ion camcorder batteries, rechargeable batteries, NiMH batteries and camcorder battery charger away from fire and placing the lithium camcorder batteries in a fire safe container.
  • C $ 16.10 + (S&H rates)

    Jumat, 15 Februari 2008

    Tugas Pak Moko

    Deskripsi kamera

    Camera video Sony

    HDR-FX1E

    Tip camera : HDV / DV Tip senzor 3*CCD Dimensiune senzor 3*1/3" Iluminare minima 3 lux
    Zoom optic 12x Zoom digital NuVizor Color, 252.000 pixeli Dimensiune LCD 3,5 inch Dimensiuni 365 x 181 x 151 mm Greutate 2000 g Sistem baterie InfoLithium - NP-F570 Accesorii incluse incarcator AC-L15; Garantie: 1 an.

    Nama : Emy Maidah
    Kelas : 1 MM 2
    No. Ab : 11