Kamis, 24 Juli 2008

Tugas MM 1. 3

1. 3. Identifikasi standar tv dunia HDTV (standar internasional untuk sistem dan tampilan (warna) tv, teknologi high Definotion Television (HDTV).

Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV) adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas dan dengan warna-warna matang. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.
HDTV juga dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm) dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal digital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani multi-bahasa dan multi media.

Menyangkut kualitas gambar, paling tidak ada dua kategori, yaitu kualitas standar atau SDTV (standard definition TV) dan kualitas tinggi atau HDTV (high definision TV). Tentu saja masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, stasion televisi HDTV membutuhkan lebar bidang frekuensi lebih besar dan akibatnya juga biaya lebih besar pula.

Kualitas HDTV ini memang sangat mengagumkan, kerapatan gambarnya hampir dua kali lipat sistem televisi PAL yang digunakan di Indonesia. Kalau HDTV memiliki resolusi 1.080i garis telusur interlace atau paling tidak 720p garis telusur progresif. Sementara seperti DVD (disk video digital) yang gambarnya sudah mengagumkan ternyata hanya mampu mengeluarkan resolusi 480p.

Pada dasarnya setiap stasiun televisi bebas mentransmisikan sinyal-sinyal digitalnya sepanjang mereka tidak melewati bandwidth (lebar bidang frekuensi) selebar 6 MHz dan kecepatan transmisi (19,3 megabit per detik), yang sudah dialokasikan. Satu saluran HDTV memakan lebar frekuensi sekitar tiga sampai lima saluran SDTV.

Akibatnya untuk siaran HDTV, satu saluran 6 MHz hanya bisa menggunakan saluran tunggal. Sedangkan untuk SDTV bisa beberapa saluran, hanya memang kualitas gambarnya tidak sebagus HDTV.

Demikian halnya juga berlaku bagi satelit, transmisi sinyal HDTV membutuhkan bidang frekuensi lebar yang akan memakan banyak tempat dalam sebuah transponder. Sehingga perusahaan satelit harus mengorbankan banyak saluran yang ada jika ingin secara penuh memberikan layanan HDTV. Bisa dibayangkan, sebuah satelit digital yang biasanya mampu menyiarkan 200 saluran, sekarang tinggal 100 saluran saja jika hanya digunakan untuk HDTV. (awe)


Sistem Siaran Ideal
Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)



Dikutip dari : http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0008/23/iptek/sumb34.htm
http://www.fedu.uec.ac.jp/indonesia/data/Electrical/ELPOPULER/HDTV_STANDARDISASI

Tidak ada komentar: